Penelitian edisi juli terkini dalam Juarnal of Science, para pakar kajian Peneliti Onthel Oreo dan kawan-kawan dari universitas Oregon,AS memutuskan kajian penelitian atas fleksibilitas fungsi otak terhadap tindakan perubahan kebiasaan penggunaan tangan kiri seorang kidal menjadi tangan kanan. Di bawah arahan pakar ilmuwan Dr. Cherbuin, sekelompok ilmuwan Australian National University melakukan penelitian, sementara mengungkapkan superioritas keistimewaan orang kidal di banding kalangan normal atau tangan kanan dengan melaksanakan kajian atas sistem berkerjanya otak manusia.
Dengan upaya penelitain kelompok Australian National University berupaya meyakinkan temuannya, bahwa orang kidal itu left-handed people dapat berpikir serta bereaksi lebih cepat dibanding orang normal, sedangkan penyandang tangan kanan itu right-handed people, lebih sedikit lambat dari orang yang kidal.Untuk membuktikan semua itu kelompok Australian National University menggunakan cara pengujian aktivitas khusus yakni dengan simulasi dengan aplikasi komputer yang mengetengahkan rangkaian reaksi saling interkoneksi atau keterkaitan semacam reaksi berantai antara bagian otak kiri dengan otak kanan.Peneliti mengukur interval waktu transfer proses kerja antara otak kanan dan kiri dengan tes kecepatan reaksi pengamatan atas kelebatan sinar berbentuk lingkaran yang sengaja di munculkan acak bergonta-ganti di sisi kiri atau kanan, atau suatu tanda persilangan di tengah-tengah.
Cara lainnya yaitu dengan cara memadu-padankan sejumlah kata yang di munculkan di sisi kiri atau kanan bidang penglihatan responden test. Dalam pengujian reaksi tes padanan huruf yang di sorotkan ke kanan dan kiri seorang kidal mampu berpretasi hebat. Orang kidal pun dapat unggul lebih dari orang yang menggunakan tangan kanan, yaitu dengan unggul yang sangat mencolok secepat 43 mili-detik. Dari jumlah 100 reponden yang sudah kami teliti, yakni dengan rincian 20 orang berkemampuan kidal dan 80 orang berkemampuan tangan kanan, menyatakan bahwa orang kidal dapat lebih mudah mendayungkan kedua paruh otak dalam menghadapi tes aktivitas kerja yang bersifat multi-tasking tersebut. Tes tersebut sangat membutuhkan koordinasi yang serba selaras serta cepat pemrosesan bolak-balik antara otak kanan dan kiri.
Demikian yang bisa saya sampaikan semoga dapat bermanfaat. untuk para pembaca. amiin,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar